Teknologi merupakan tali pengaman selama pandemi Covid-19 global. Dengan adanya teknologi, perusahaan dapat menciptakan cara-cara baru dalam bekerja dan berbisnis, menciptakan interaksi dan pengalaman baru, serta meningkatkan kesehatan dan keamanan.
Menurut laporan tahunan ke-21 dari Accenture mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan terkemuka mempersingkat transformasi digital selama satu dekade menjadi satu atau dua tahun.
"Covid-19 mendorong perusahaan termasuk di Indonesia menggunakan teknologi dengan cara-cara yang luar biasa, dengan kecepatan yang tadinya mereka anggap tidak mungkin, agar bisnis dan komunitasnya tetap berjalan," ungkap Kher Tean Chen - Country Managing Director, Accenture in Indonesia saat diskusi virtual, Rabu (7/4).
Managing Director of Technology, Accenture Indonesia, Retno Kusumawati mengatakan perusahaan perlu memikirkan kembali bagaimana aplikasi dikembangkan dan diterapkan, serta bersaing pada arsitektur teknologi agar lebih gesit dan fleksibel.
Accenture melakukan survei ke lebih dari 6.200 pemimpin bisnis dan teknologi untuk laporan Technology Vision. 92 persen mengungkapkan bahwa perusahaan mereka berinovasi dalam teknologi karena dorongan dan keharusan untuk bertindak imbas Covid-19.
Dari hasil survei, disimpulkan ada lima tren teknologi yang harus dijawab oleh perusahaan selama tiga tahun ke depan dalam mempercepat dan menguasai perubahan di semua bagian bisnisnya usai pandemi Covid-19:
Perusahaan bersaing dalam mendesain sistem IT mereka. Namun, membangun dan menggunakan susunan (stack) teknologi yang paling kompetitif, berarti berpikir berbeda tentang teknologi, sehingga strategi bisnis dan teknologi menjadi tidak bisa dibedakan.
Sebanyak 89 persen eksekutif percaya bahwa kemampuan perusahaan untuk membangkitkan nilai bisnis akan meningkat berdasarkan keterbatasan dan kesempatan dari arsitektur teknologinya.
Pemimpin sedang membangun digital twins yang cerdas untuk menciptakan model nyata pabrik, rantai pasokan, siklus produk, dan lainnya. Menyatukan data dan kecerdasan yang mewakili dunia fisik di ruang digital akan membuka kesempatan baru untuk beroperasi, berkolaborasi, dan berinovasi.
Sebanyak 65 persen eksekutif yang mengikuti survei memperkirakan bahwa investasi digital perusahaan mereka pada kecerdasan digital twins akan meningkat selama tiga tahun ke depan.
Kapabilitas yang luar biasa sekarang tersedia untuk siapa saja di seluruh fungsi bisnis, membuat lapisan fondasi teknologi menjadi bagian dari strategi inovasi perusahaan.
Sekarang, setiap karyawan dapat menjadi inovator, mengoptimalkan kerja mereka, memperbaiki masalah, dan menjaga bisnis tetap dekat dengan kebutuhan baru yang terus berubah. 88 persen eksekutif percaya bahwa demokratisasi teknologi menjadi sangat penting agar dapat memicu inovasi di seluruh perusahaan mereka