Perayaan Imlek tahun ini akan jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021. Namun, Imlek lusa tak akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sudah dipastikan, tak akan ada keramaian, kemeriahan atau rangkaian acara seni yang menampilkan beragam corak Tionghoa, yang dominan dengan warna merah. Jangankan untuk merayakan, jauh-jauh hari pemerintah bahkan sudah membatasi pergerakan masyarakat, khususnya aparat pemerintah seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) serta anggota TNI-Polri.
Jelang Imlek yang bertepatan dengan akhir pekan, mereka dilarang bepergian ke luar kota. "Larangan ke luar kota khusus bagi ASN, prajurit TNI, anggota Polri, pegawai BUMN selama masa liburan panjang long weekend yang terkait dengan kegiatan Imlek nanti, strategi membatasi pergerakan warga sebenarnya juga pernah dilakuka pemerintah waktu perayaan Natal dan Tahun Baru lalu. Alih-alih bisa mengendalikan pandemi, yang terjadi justru meningkatnya angka penambahan pasien Covid-19, hingga kini.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane, dalam pengendalian pandemi, tidak ada satu pun senjata yang paling ampuh karena semuanya harus dilalui. Dia mengatakan, meski ada program 3T, kita tidak bisa mengandalkan itu saja, demikian pula dengan program vaksinasi yang tak bisa berdiri sendiri. "Strateginya, semuanya harus berjalan bareng, ada 3T tapi ada juga 3M. Sambil 3T itu berjalan karena sifatnya sangat teknis sekali, maka 3M harus dilaksanakan.
Di luar itu, kalau ke pasar, beberapa tempat menerapkan protokol kesehatan yang baik sekali dengan membatasi pengunjung yang masuk, Begitu juga kalau mau pergi ke toko atau pusat perbelanjaan serta tempat kuliner, menurut dia aturan yang dibuat pemerintah sudah bagus. Bahwa di lokasi-lokasi itu hanya boleh diisi 50 persen pengunjung, kemudian jarak antar-orang diatur suapaya tak ada kontak, kemudian masyarakat tidak berlama-lama di luar rumah.







